Kamis, 06 Februari 2020

Download pdf Manusia Setengah Salmon - Raditya Dika

| Kamis, 06 Februari 2020


Manusia Setengah Salmon

Berikut ini adalah contoh dari dalam Novel Manusia Setengah Salmon karya Raditya Dika

LEDAKAN PALING MERDU

Di antara semua kebiasaan bokap gue, yang paling ajaib adalah senam kentut. Senam ini dilakukannya setiap pagi dengan gerakan mengejang-ngejang di lantai sambil ngeden, untuk satu tujuan: kentut.

Setiap pagi, Bokap akan keluar dari kamar dengan kaus oblong dan celana training abu-abu. Dia menghirup udara pagi dan memendangi matahari dengan merem-merem penuh kenikmatan. Kumisnya yang lebat terlihat berkilauan diterpasinar matahari.
Lalu, dia memulai ritual senam kentutnya.

Pernah satu waktu, dia tengkurap sambil menggerak-gerakkan kepalanya ke atas kaak singa laut yang baru patah punggung. Pada waktu yang lain, Bokap juga pernah melakukannya sambil tiduran miring dan membentuk huruf V, lalu kentut secara menyamping.
Di rumah, tempat Bokap melakukan senam kentut berpindah-pindah. Seperti beruang yang menandai daerah kekuasaan dengan meninggalkan baunya di pohon, Bokap mengentuti hampis semua tempat strategis di rumah, kecuali di dapur.

Iya, hanya dapur yang tidak pernah terjamah oleh kentut bokap. Stiap Bokap hendak senam kentut di dapur, Nyokap selalu bilang, ‘Papa tega, meracuni makanan anak-anak kita?’
Sampai sekarang, Bokap masih berkutat dengan kebiasaannya. Dia masih sering senam kentut di terasrumah, dia juga msih minum satu gelas besar air putih pada pagi hari.

Beberapa tahun belakangan ini, guedan Bokap belum melakukan kegiatan bareng lagi. Gue makin sibuk dengan pekerjaan gue, begitu pula dengan Bokap.

Pada suatu kebetulan, gue bangun lebih pagi karena harus pergi ke bandara dan menemukan bokap lagi senam kentut di balkon rumah. Gue ngeliatin bokap dari kejauhan, mendekatinya, dan bilang, ‘Pa, ikutan ya?’
Bokap mengangguk.
Pagi itu, kentut kami bersama-sama jadi ledakan paling merdu.



SEPOTONG HATI DI DALAM KARDUS COKELAT

Tidak banyak reaksi yang bisa diberikan oleh seorang cowok ketika sedang diputusin oleh pacarnya.

Padahal, prosesi pemutusan umumnya dimulai dari kalimat sederhana yang keluar dari mulut si cewek. ‘Kayaknya mendingan kita temenan aja’. Namun, kalimat sedehana itu tidak berakhir sederhana, si cowok kebingungan harus merepon apa.

Di kehidupan nyata, pada umumnya ketika cowok diputusin sama ceweknya, dia pasti kan setengah mati berusaha untuk gak nangis. Si cowok akan sedapat mungkin stay cool, supaya gak keliatan cemen. Harga diri lebih penting daripada sakit hati.

Putus cinta sejatinya adalah sebuah perpindahan.

Bagaimana kita pindah dari satu hati, ke hati yang lain. kadang kita rela untuk pindah, kadang kita dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita saying, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong.




BAKAR SAJA KETEKNYA

Di Jakarta, tidak ada tempat yang tidak macet dan semakin tahun kemacetannya semakin parah. Beberapa Koran bahkan meramalkan bahwa lima belas tahun lagi mobil gak akan bisa keluar dari garasi karena didepan garasi udah kena macet. Gue berani meramalkan dua puluh tahun lagi,saking macetnya, begitu bangun dari tidur, disebelah kita sudah ada mobil tetangga.

Macet juga membuat masalah lain, dari mulai stress sampai ke perubahan bentuk tubuh.

Dengan pekerjaan gue yang mengharuskan pergi ke mana-mana, betis kaki gue mulai gede sebelah hasil keseringan injek dan lepas kopling. Maka, kalau ada mobil pribadi, punya sopir menjadi salah satu kebutuhan yang lumayan penting.

Nama sopir gue Sugiman. Gue mendapatkan Sugiman dari kenalan Nyokap. Dia tahu gue sedang mencari sopir, dan katanya, Sugiman bisa jadi orang yang tepat. Sewaktu gue Tanya kenapa, ternyata dia berpendapat begitu karena gue berbintang Capricorn dan Sugiman berbintang Virgo. Cara yang tidak lazim untuk merekomendasikan sopir kepada orang lain.

Keesokan harinya, Sugiman datang. Gue memberi tahu dia tempat yang akan kami tuju. Di mobil kami mulai saling mengenal, Sugiman bercerita lumayan banyak tentang dirinya dan keluarganya. Saat itulah semua penderitaan dimulai. Perlahan-lahan, hidung gue menangkap bau yang tidak sedap. Gue mengendus, coba mencari tahu dari mana arah datangnya bau. Di saat inilah, gue menyadari bahwa Sugiman bau ketek. Banget.

Terkadang, gue heran,apa susahnya sih mengoleskan deodorant di ketek setiap pagi? Deodoran harganya tidak mahal. Hal ini yang menyebabkan gue berpikir, jangan-jangan

Sugiman memang sengaja bau. Layaknya seekor beruang, Sugiman mungkin membaui wilayah dengan aromanya.

Segala cara gue pikirkan agar Sugiman tidak bau ketek lagi.  Solusi yang berhasil justru gue temukan  dari salah satu edisi majalh Gadis lama. Majalah Gadis berkata, kita harus jujur kepada pacar walaupun itu menyakitkan. Sugiman tentu saja bukan cowok gue.

Hampir sama kayak pacaran, kadang kita juga sering gak jujur karena gak enak. Padahal, justru karena tidak jujur itulah kita malah ngerasa gak enak. Ujung-ujungnya, hubungannya jadi gak enak.


Langsung saja download di bawah ini


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar