Kamis, 20 Februari 2020

Download Buku pdf Ahmad Tohari - Ronggeng Dukuh Paruk

| Kamis, 20 Februari 2020


Kehidupan tidak maju ke depan dalam lintasan lurus, melainkan maju sambil mengayun ke kiri dan ke kanan dengan jarak yang sama jauhnya. Padahal nurani kehidupan tak pernah sekali pun bergeser dari kedudukannya di tengah. Apabila ayunan ke kanan bercorak hitam misalnya maka ayunan ke kiri dalam banyak hal adalah kebalikannya. (hlm. 321)
Srintil sudah membuktikan dirinya lahir untuk menjadi ronggeng Dukuh Paruk. Dan meskipun dalam tradisi seorang ronggeng tidak dibenarkan mengikatkan dengan seorang lelaki, namun ternyata Srintil tidak bisa melupakan Rasus. Ketika Rasus menghilang dari Dukuh Paruk, jiwa Srintil terkoyak. Srintil tidak bisa menerima keadaan ini, dan berontak dengan caranya sendiri. Sikap ini menjadi penentu dalam pertumbuhan kepribadiannya. Dia tegar dan berani melangkahi ketentuan-ketentuan yang telah lama mengakar dalam dunia peronggengan, terutama dalam masalah hubungan antara seorang ronggeng dengan dukunnya.
Menjelang usia dua puluhan kedirian Srintil mulai teguh. Dia bermartabat, tidak lapar seperti kebanyakan orang Dukuh Paruk, dan menampik laki-laki yang tidak disukainya. Rasus sendiri sering ditundukkannya dalam dunia angan-angan dan Srintil merasa menang. Sementara dua pengalaman penting menggores lintasan kehidupannya. Pertama, ketika dia harus menjalankan peran sebagai gowok. Kedua, ketika pada akhir potongan lintasan hidupnya secara tidak bisa dimengerti oleh Srintil sendiri, ronggeng itu terlibat dalam kekalutan politik pada tahun 1945. Srintil yang bermartabat, cantik, dan masih sangat belia harus berhadapan dengan ketentuan sejarah yang sekali pun tak pernah dibayangkannya.
Cerita yang kisahnya abadi, justru kisah-kisah yang berakhing sad ending. Seperti halnya Romeo dan Juliet, kisah Srintil dan Rasus juga kandas karena takdir yang memisahkan mereka meski cinta telah lahir sejak mereka masih kanak-kanak.
Novel ini sempat dilarang, konon katanya ada hal-hal tabu yang bisa mengancam pemerintahan pada masa itu. Saya membacanya cukup telat, sekitar tahun 2009-an. Penasaran kenapa dulu novel ini dulunya dilarang, pas baca ternyata tidak mengkhawatirkan seperti kebanyakan pendapat orang. Justru novel ini represtasi kehidupan masyarakat Indoensia di zaman pasca kemerdekaan. Di zaman ketika Indonesia mengalami pergolakan politik yang cukup pelik. Kalau tidak ada novel-novel seperti ini, kita tidak tahu bagaimana rupa sejarah Indonesia yang sebenarnya, yang kita tahu hanya dari buku-buku sejarah sekolah.
Download langsung bukunya ada di bawah ini.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar