Sabtu, 01 Februari 2020

Download Kumpulan Cerpen pdf Mata Yang Enak Dipandang - Ahmad Tohari

| Sabtu, 01 Februari 2020

Mata Yang Enak Dipandang
Identitas Buku.
Judul      : Mata yang Enak Dipandang
Penulis    : Ahmad Tohari
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
Tebal      : 216 Halaman
Terbit      : Cetakan Kedua, Maret 2015


“Bagaimana aku bisa mengenali mata orang-orang yang suka memberi?”
“Mata orang yang suka memberi memang beda.”
“Seperti apa bedanya?”
“Mata orang yang suka memberi, kata teman-teman yang melek, enak dipandang. Ya, kukira betul; mata orang yang suka memberi memang enak dipandang.”
Begitulah salah satu kutipan percakapannya.
Kumpulan 15 cerpen karyanya yang terbit pada rentang tahun 1983 hingga 1997 ini tersebar dalam beberapa media cetak. Sayangnya, cerpen dalam buku ini menampilkan sejarah penerbitan pada Harian Umum Kompas dan Majalah Kartini saja. Ada beberapa cerpen yang tidak tidak memiliki sejarah penerbitan bahkan riwayat penulisan. Pembaca dapat menemukannya pada judul-judul di bagian tengah buku ini.
Kelimabelas cerpen ini juga bisa dianggap sebagai sebuah kesatuan. Baik secara latar maupun entitas kehidupan lainnya. Kecuali cerpen terakhir, yang mengambil latar Tatar Parahyangan Garut-Ciamis. Seandainya setiap cerita dalam kumpulan cerpen ini berkumpul dalam satu kampung, maka lengkaplah fenomena kehidupan yang coba diangkat oleh Ahmad Tohari.
Kumpulan cerpen ini dibuka dengan cerita berjudul ‘Mata Yang Enak Dipandang’, sama dengan judul bukunya. Mengisahkan Mirta yang seorang pengemis buta dan Tarsa si penuntun jalan. Mereka terlibat dalam sebuah situasi yang tidak saling menguntungkan. Tarsa terlanjur egois untuk memaksa Mirta menuruti keinginannya. Padahal, mereka belum mendapat hasil dari pekerjaan mengemis. Hari itu, Mirta ingin mengemis di kereta kelas tiga karena menurutnya penumpang disana punya mata yang enak dipandang. Tidak seperti penumpang di kereta kelas satu yang dalam mata mereka membawa kesan dari dunia yang amat jauh. Akhir yang satir menjadi penutup sempurna bagi kisah ini.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar